POSKOTACO-Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah di sektor kelautan dan kemaritiman. Dengan luas lautan sekitar 62,9 % dari seluruh wilayah Indonesia, laut kita menyimpan 37% spesies sumber daya hayati dunia, 17,75% terumbu karang dunia, 30% hutan bakau, dan padang lamun.
- Sumber daya alam merupakan semua hal yang berasal dari alam yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Indonesia termasuk negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah dibandingkan negara-negara yang lain. Dengan banyaknya kekayaan alam yang berlimpah, dapat dijadikan sumber buku Pengelolaan Sumber Daya Alam dam Lingkungan 2018 karya Sarintan Efratani, pemanfaatan sumber daya alam harus berwawasan lingkungan. Dalam memanfaatkan sumber daya alam, sebaiknya manusia tidak semua dimanfaatkan. meskipun sumber daya alam ada yang dapat diperbaharui, tetap harus dihemat dalam pemakaiannya. Sumber daya alam dan lingkungan hidup berperan sangat penting dalam mengamankan serta menjamin seluruh kelangsungan pembangunan secara berkelanjutan. Baca juga Penyesuaian Manusia terhadap Keadaan AlamHal tersebut tentu untuk menyangga kehidupan manusia dan menjadi tulang punggung sebagai penyedia pangan, energi, air, dan penyangga sistem kehidupan. Manfaat sumber daya alam Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sumber daya alam yang ada di dalam bumi merupakan barang tambang. Di mana barang tersebut dapat diolah menjadi bahan baku, kemudian barang jadi. Setelah menjadi barang jadi, maka banyak manusia yang membutuhkan hal tersebut. Untuk membuat bahan baku menjadi bahan jadi, tetu memerlukan produsen, distributor, dan konsumen manusia. Hal ini terjalin dalam bidang ekonomi. Berikut beberapa contoh bahan baku dan kegunaannya Asbes = bahan pembuat sumbu kompor dan kaos lampu Batu bara = bahan bakar, pewarna, dan pengawet kayu Belerang = induistri obat-obatan dan korek api Batu kapur = industri semen, bangunan, dan car tradisional Besi = industri mesin, jembatan, bangunan, dan alat rumah tangga Bauksit = bahan baku alumunium, pesawat terbang, dan alat rumah tangga Emas = bahan perhiasan bernilai tinggi Gas alam = bahan bakar Minyak bumi = bahan bakar Mangaan = bahan besi baja Nikel bahan pelapis antri karat pada besi Timah = peralatan rumah tangga Tembaga = peralatan untuk bahan perunggu Beberapa bahan baku yang ada di bumi dapat cepat habis jika dimanfaatkan secara besar-besaran. Jika hal tersebut terjadi maka, manusia sendiri yang akan dirugikan. Baca juga Keadaan Alam Indonesia
Sumberdaya alam yang terdapat di KSB telah menjadi salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di NTB. Dengan ketersedian infra struktur yang memadai dan akses transportasi menuju KSB juga sangat menunjang dalam pemanfaatan potensi-potensi lainnya. Dermaga laut yang ada Kabupaten
Indonesia is an archipelagic country that has enormous potential for coastal and oceanic natural resources. The potential of these natural resources needs to be managed properly so that they can be used optimally for the welfare of the Indonesian people while still paying attention and making efforts to maintain their sustainability. Remote sensing combined with geographic information systems GIS can be used as a technological tool to quickly and accurately obtain information about an object, including objects in coastal and ocean areas. Many data regarding remote sensing of coastal and marine areas, especially areas in Indonesia, have been carried out. The use of remote sensing data and GIS in coastal and marine areas can be used to determine sea surface temperatures, determine fish catch areas, and changes in coastline morphology by adding other influential parameters and can also be used to monitor regional changes using multi-temporal recording data. such as disaster monitoring, monitoring of land cover changes in coastal areas etc. Abstrak Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya alam pesisir dan lautan yang sangat besar. Potensi sumberdaya alam ini perlu dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan bangsa Indonesia dengan tetap memperhatikan dan melakukan usaha untuk menjaga kelestariannya. Penginderaan jauh yang dipadukan dengan sistem informasi geografis SIG dapat digunakan sebagai alat teknologi untuk memperoleh informasi tentang suatu objek secara cepat dan akurat, termasuk objek-objek di wilayah pesisir dan lautan. Data mengenai penginderaan jauh wilayah pesisir dan laut khususnya wilayah di Indonesia telah banyak dilakukan. Penggunaan data penginderaan jauh dan GIS di wilayah pesisir dan laut dapat digunakan untuk menentukan suhu permukaan laut, penentuan daerah tangkapan ikan, dan perubahan morfologi garis pantai dengan menambahkan parameter lain yang berpengaruh dan juga dapat digunakan untuk memantau perubahan wilayah dengan menggunakan data perekaman multi-temporal seperti pemantauan bencana, pemantauan perubahan tutupan lahan di wilayah pesisir dll. Kata kunci Penginderaan Jauh, lautan, Oceanografi A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan archipelagic state terbesar di dunia yang memiliki posisi geografis yang sangat strategis. Jumlah pulau di Indonesia yang resmi tercatat mencapai pulau.PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN DALAM PERSPEKTIF NEGARA KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA Lasabuda Jurnal Ilmiah PLATAX, Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412 - 6982 e-ISSN 2443-3977 Volume XX Nomor XX Bulan Tahun Corespondency address E-mail 1 PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DI BIDANG OSEANOGRAFI Sabrina Azharia Sabitah Faculty of Social Science and Law, State University of Surabaya Jl. Ketintang, Gayungan District, Surabaya City Abstract Indonesia is an archipelagic country that has enormous potential for coastal and oceanic natural resources. The potential of these natural resources needs to be managed properly so that they can be used optimally for the welfare of the Indonesian people while still paying attention and making efforts to maintain their sustainability. Remote sensing combined with geographic information systems GIS can be used as a technological tool to quickly and accurately obtain information about an object, including objects in coastal and ocean areas. Many data regarding remote sensing of coastal and marine areas, especially areas in Indonesia, have been carried out. The use of remote sensing data and GIS in coastal and marine areas can be used to determine sea surface temperatures, determine fish catch areas, and changes in coastline morphology by adding other influential parameters and can also be used to monitor regional changes using multi-temporal recording data. such as disaster monitoring, monitoring of land cover changes in coastal areas etc. Keywords geographic information system, marine, oceanografi Abstrak Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber daya alam pesisir dan lautan yang sangat besar. Potensi sumberdaya alam ini perlu dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan bangsa Indonesia dengan tetap memperhatikan dan melakukan usaha untuk menjaga kelestariannya. Penginderaan jauh yang dipadukan dengan sistem informasi geografis SIG dapat digunakan sebagai alat teknologi untuk memperoleh informasi tentang suatu objek secara cepat dan akurat, termasuk objek-objek di wilayah pesisir dan lautan. Data mengenai penginderaan jauh wilayah pesisir dan laut khususnya wilayah di Indonesia telah banyak dilakukan. Penggunaan data penginderaan jauh dan GIS di wilayah pesisir dan laut dapat digunakan untuk menentukan suhu permukaan laut, penentuan daerah tangkapan ikan, dan perubahan morfologi garis pantai dengan menambahkan parameter lain yang berpengaruh dan juga dapat digunakan untuk memantau perubahan wilayah dengan menggunakan data perekaman multi-temporal seperti pemantauan bencana, pemantauan perubahan tutupan lahan di wilayah pesisir dll. Kata kunci Penginderaan Jauh, lautan, Oceanografi A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan archipelagic state terbesar di dunia yang memiliki posisi geografis yang sangat strategis. Jumlah pulau di Indonesia yang resmi tercatat mencapai pulau.PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN DALAM PERSPEKTIF NEGARA KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA Lasabuda Jurnal Ilmiah PLATAX, 2 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR XX, bulan tahun xx-xx Kepastian jumlah ini ditentukan dalam forum United Nations Conferences on the Standardization of Geographical Names UNCSGN dan United Nations Group of Experts on Geographical Names UNGEGN yang berlangsung pada 7-18 Agustus 2017 di New York, Amerika Serikat. Adapun garis pantai Indonesia sepanjang km2. Luas daratannya mencapai sekitar 2,012 juta km2 dan laut sekitar 5,8 juta km2 75,7%, 2,7 juta kilometer persegi diantaranya termasuk dalam Zona Ekonomi Ekslusif ZEE.View of Analisis Profil Bawah Permukaan Pantai Lumpue Kota Parepare, Laut Indonesia yang luasnya 2,5 kali lipat dari wilayah daratan pastinya memiliki potensi yang sangat besar, baik dari segi kekayaan alam maupun jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan ekonomi pada tingkat lokal, regional dan nasional. Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI juga merupakan negara pantai coastal state yang komponen wilayah nasionalnya terdiri atas daratan, lautan perairan dan ruang udara air space. Dua pertiga dari keseluruhan wilayah Indonesia adalah berupa lautan. Indonesia bisa juga disebut sebagai negara kepulauan archipelagic state, dengan bukti pulau tersebut. Kurang lebih 6 juta km2 wilayah Indonesia berupa laut yang sangat mempengaruhi iklim dan cuaca seluruh wilayah. Dipandang dari sifat alami, maka lingkungan laut Indonesia memperlihatkan sifat integral antara antara unsur laut air dan darat tanah.Kurnia et al., 2006 Secara ekologis, hal ini merupakan dasar ilmiah dan alami pula bagi konsep wawasan nusantara sebagai perwujudan kesatuan geografis, yang menjadi dasar kesatuan politis, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. Terkait dengan archipelagic state, kata archipelago sering diterjemahkan sebagai “kepulauan” yaitu kumpulan pulau yang dipisahkan oleh permukaan air laut. Sesungguhnya ada perbedaan fundamental antara kepulauan dan archipelago. Kepulauan diartikan sebagai kumpulan pulau sedangkan istilah archipelago berasal dari bahasa latin “archipelagus” yang berarti “laut utama”. Makna asli dari kata archipelago bukan merupakan “kumpulan pulau”, tetapi laut di mana terdapat sekumpulan pulau.Putra & Arafat, Konsep archipelagic state menurut lapisan yang dikembangkan Indonesia yang mengacu kepada makna negara kepulauan “harus diganti dengan konsep negara bahari”, yaitu negara laut yang memiliki banyak pulau. Luasnya wilayah laut dan panjangnya garis pantai yang dimiliki serta metode survei pemetaan kelautan yang selama ini masih menggunakan survei lapangan langsung terestrial akan sulit untuk memetakan seluruh Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 3 wilayah Indonesia, sehingga dirasa perlu untuk melakukan terobosan-terobosan terkait dengan pemetaan dibidang laut salah satunya dengan penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji Lukiawan et al., 2019. Perkembangan teknologi penginderaan jauh telah memungkinkan ilmuwan untuk dapat mendeteksi daerah-daerah potensial untuk berbagai kebutuhan. Teknologi penginderaan didukung dengan metode pengolahan serta analisis yang teruji akurasinya, merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat dalam mempercepat penyediaan informasi seluruh permukaan bumi tidak terkecuali laut dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Sistem informasi terpadu yang dapat menyimpan dan mengolah serta menyampaikan secara cepat dan mudah dari berbagai sektor adalah Sistem Informasi Geografis SIG. SIG dapat di integrasikan dengan Teknologi Penginderaan Jauh Inderaja yang memiliki kelebihan dalam memberikan data spasial multi resolusi, multi temporal, multi spektral.Sitanggang, Cakupan yang luas dan mampu menjangkau daerah yang terpencil sehingga integrasi keduanya merupakan solusi yang ampuh dalam melakukan pemetaan dalam bidang kelautan. Teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG belum banyak dimanfaatkan terutama untuk bidang kelautan, kecendrungan pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG masih dalam ruang lingkup daratan. Dalam pemanfaatan dan pengelolaan wilayah laut dan pesisir sangat dibutuhkan kualitas data spasial yang baik, luasnya wilayah laut dan panjangnya garis pantai yang dimiliki menimbulkan beberapa masalah yang sering ditemukan, seperti 1. Sumberdaya manusia yang dimiliki baik lembaga dan instansi yang belum memadai, praktis hanya Dinas Hidro-Oceanografi DISHIDROS TNI Angkatan Laut yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap pemetaan dibidang kelautan. 2. Luasnya wilayah akan mempengaruhi besarnya biaya yang dibutuhkan utuk pemetaan, hal ini dikarenakan metode yang digunakan selama ini masih dengan cara terestrial atau dengan survei langsung. 3. Luasnya wilayah dan metode survei langsung terestrial yang selama ini digunakan berdampak pada dibutuhkannya waktu yang lebih lama dalam melakukan proses pemetaan dan biaya yang cukup besar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini antara lain 1 Memberikan 4 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR XX, bulan tahun xx-xx solusi yang efektif dalam melakukan pemetaan khususnya dalam bidang kelautan; 2 Survei pemetaan secara terestrial yang selama ini dilakukan dirasa tidak efektis mengingat luasnya wilayah laut dan panjangnya garis pantai; dan 3 Melihat kelebihan dan kekurangan antara pemetaan laut secara terestrial dengan pemetaan laut dengan memanfaatkan data penginderaan jauh B. METODE PENELITIAN Data sekunder data yang diperoleh melalui studi literatur berupa Buku untuk mencari teori yang relevan dengan penulisan ini dan jurnal karya ilmiah digunakan untuk mempelajari karya ilmiah yang berkaitan dengan pemanfaatan penginderaan jauh di bidang oseanografi. Adapun data sekunder lainnya untuk mendukung penelitian ini yakni majalah dan internet berupa jurnal online dan berita yang berkaitan dengan pemanfaatan penginderaan jauh di bidang oseanografi. C. HASIL Data penginderaan jauh khususnya data citra satelit memiliki beberapa keunggulan terutama dalam hal cakupan spasial dan kontiniuitas data rekaman yang lebih baik. Data penginderaan jauh ini dibutuhkan perlakuan khusus untuk mengekstraksi informasi yang diinginkan. Perlakuan khusus ini lebih sering disebut dengan teknik pengolahan citra Jauh,2012. Pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG terutama dibidang kelautan telah banyak dikembangkan di negara-negara berkembang, seiring dengan perkembangan tersebut menjadikan tingkat akurasi pemetaan semakin tinggi dan objek-objek kajian semakin bertambah sehingga dimungkinkan untuk memperoleh data dengan cepat dan dengan biaya relatif lebih murah agar dapat digunakan untuk pengelolaan dan pemanfaatan khususnya dibidang kelautan. Berikut beberapa kajian pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG dalam bidang kelautan terutama pada faktor biofisik kelautan Perubahan Garis Pantai Batas air dan daratan dikenal sebagai garis pantai shore lines, garis pantai selalu berubah baik perubahan sementara akibat pasang surut maupun yang permanen akibat pengikisan daratan abrasi dan penambahan daratan akresi. Secara umum tiga hal yang mempengaruhi perubahan garis pantai yaitu gelombang arus, pasang surut dan angin. Indentifikasi perubahan fisik lahan terutama diwilayah pesisir dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh dengan memanfaatkan data citra satelit dengan berbagai macam pilihan resolusi spasial. Perubahan garis pantai merupakan penelitian yang bersifat monitoring fisik lahan di wilayah pesisir dengan membangun citra komposit semu False Color Composite sesuai dengan penonjolan kenampakan yang akan Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 5 diinterpretasi. Interpretasi perubahan garis pantai biasanya dilakukan secara visual dengan melakukan digitasi. Hasil analisis pendigitasian garis pantai pada citra tahun pertama T1 dengan tahun kedua T2 dan tahun berikutnya Tn akan dapat menggambarkan dengan jelas perubahan garis pantai yang terjadi dan dapat diketahui berapa besar perubahan terjadi dalam periode waktu tersebut, dan jenis perubahan yang terjadi dapat berupa akresi dan abrasi. Monitoring perubahan garis pantai yang dilakukan selama ini umumnya dengan tracking GPS, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses pemetaan dan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan pemenfaatan data penginderaan jauh. Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk monitoring peribahan garis pantai dapat dijadikan solusi yang sangat tepat, mengingat panjangnya garis pantai Indonesia. Kedalaman Perairan Bathymetri Data penginderaan jauh juga dapat dimanfaatkan untuk memetakan kedalaman laut bathymetri, tetapi kemampuan pemetaan hanya terbatas sampai pada kemampuan penetrasi dari cahaya matahari untuk menembus perairan ±25 meter dan pada perairan yang jernih. Ketika memasuki tubuh air energi matahari berkurang intensitasnya melemah secara eksponensial dengan semakin bertambahnya kedalaman, tingkat pelemahan energi tersebut dikontrol oleh koefisien pelemahan kolom air yang nilainya bervariasi untuk tiap panjang gelombang. Ada hubungan antara pantulan spektral objek dengan kedalaman perairan, hal ini dikarenakan terjadi serapan pada tubuh air. Misalnya pada objek yang sama tetapi pada kedalaman yang berbeda maka pantulan spektralnya akan berbeda pula. Jika substrat konstan maka perbedaan pantulan menunjukkan efek kedalaman. Kedalaman maksimum yang dapat diindera adalah tergantung DOP Depth of Penetration dari tiap band, dalam hal ini dari beberapa bahan rujukan band biru merupakan saluran yang penetrasinya paling baik terhadap tubuh air. Tiap band punya kedalaman efektif masing-masing, yang nilainya bervariasi tergantung kondisi perairan. Perbedaan DOP Depth of Penetration ini dipengaruhi oleh koefisien pelemahan kolom air k. Dalam pemetakan kedalaman laut bathymetri ada banyak citra yang dapat digunakan dengan ketentuan citra tersebut memiliki panjang gelombang tampak dan inframerah dekat VNIR yaitu masih dalam rentan panjang gelombang 0,4 µm – 0,8 µm. Ada banyak citra yang dapat digunakan untuk pemetaan ini misalnya LANDSAT ETM +, ALOS Advanced Land Observing Satellite, Quickbird, Rapid Eye, dll 3. Suhu Permukaan Laut SPL 6 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR XX, bulan tahun xx-xx Panjang gelombang inframerah termal pada data penginderaan jauh memungkinkan dilakukannya estimasi suhu permukaan laut. Secara khusus dapat dijelaskan bahwa suhu permukaan laut yang diukur adalah suhu permukaan pada beberapa millimeter di permukaan laut dan bukan suhu kolom air yang berada beberapa centimeter di bawah permukaan laut Penetrasi ke dalam air yang dapat dijangkau oleh panjang gelombang inframerah termal hanya sekitar 10-3 m, sedangkan suhu termometrik berhubungan dengan suhu percampuran air. Frananda, 2017 4. Klorofil-a Pada prinsipnya pangkal dari semua bentuk kehidupan dalam laut, yaitu aktivitas fotosintesis tumbuhan air. Dimana dengan menggunakan bantuan energi cahaya matahari, dapat mengubah senyawa-senyawa anorganik menjadi senyawa organik yang kaya energi dan dapat menjadi sumber makanan bagi semua organisme laut. Diantara semua tumbuhan air, fitoplankton yang mengikat sebagian besar energi matahari, dan menjadi dasar level pertama terbentuknya rantai makanan dalam ekosistem bahari, dan sangat penting keberadaannya bagi semua penghuni habitat Sifat serapan energi oleh air jernih dan air keruh berbeda disebabkan kandungan material baik organik maupun nonorganik pada air. Pada panjang gelombang kurang dari 0,6 µm, air jernih lebih banyak memantulkan energi dan mencapai puncaknya pada saluran biru 0,4-0,5 µm hingga hijau 0,5-0,6 µm. Sedangkan pada air keruh oleh adanya peningkatan konsentrasi klorofil, terjadi perubahan transmisi tenaga yang drastis, dimana terjadi penurunan pantulan energi pada saluran biru secara signifikan dan peningkatan pantulan energi pada saluran hijau oleh adanya konsentrasi klorofil yang memiliki sifat memantulkan gelombang hijau. Frananda, 2017 Potensi sumberdaya perikanan/kelautan sangat erat kaitannya dengan produktivitas primer dari suatu perairan yang dihasilkan oleh fitoplankton. Pigmen fotosintesis yang umum terdapat pada fitoplankton adalah kolorofil-a, sehingga hasil pengukuran klorofil-a digunakan untuk menduga biomassa fitoplankton suatu perairan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan linier antara produktivitas primer dengan kelimpahan plankton. Melalui teknologi penginderaan jauh kelautan, pendugaan diatas dapat dilakukan berdasarkan sifat optik atau bioptik air laut yang dilihat dari keberadaan pigmen-pigmen fitoplankton klorofil-a dan suhu permukaan laut. Klorofil yang berwarna hijau yang pada dasarnya menjadi sumber informasi perikanan laut karena keterkaitannya yang erat dengan produktivitas primer Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 7 perikanan, sehingga dapat disimpulkan dimana terdapat konsentrasi klorofil yang tinggi disitu terdapat juga konsentrasi biota atau ikan laut yang tinggi. Dalam kaitannya dengan inderaja, klorofil merupakan obyek yang mudah dianalisa untuk memprediksi potensi perikanan laut. Karena unsur ini akan menyerap gelombang tampak mata biru dan memantulkan gelombang tampak mata hijau secara kuat, shingga ketika terjadi peningkatan kandungan klorofil, dapat dilihat adanya peningkatan energi yang dipantulkan oleh gelombang tampak mata hijau, dan penurunan pantulan gelombang tampak mata biru yang signifikan Frananda, 2017 5. Kesesuaian Lahan Pemilihan lokasi yang tepat merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelayakan pemanfaatan, kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu, terkait dengan lingkungan laut pemanfaatan yang sering digunakan adalah untuk budidaya seperti keramba jaring apung, budidaya rumput laut, budidaya mutiara, dll. Beberapa pertimbangan yang yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi budidaya adalah parameter fisik, kimia dan biologi. Jenis variabel kesesuaian lahan yang dapat digunakan dan informasinya dapat diekstraksi dari data penginderaan jauh antara lain a. Kedalaman dan kecerahan perairan Informasi kedalaman maupun kecerahan perairan selalu digunakan dalam menentukan pemilihan lokasi pemenfaatan pada wilayah laut, baik untuk keramba maupun untuk budidaya. Informasi kedalaman dan kecerahan bisa di dapatkan dengan memanfaatkan data penginderaan jauh, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya b. Keterlindungan lokasi Keterlindungan lokasi baik dari arus, ombak maupun sedimentasi dari daratan dapat didapat dengan melakukan interpretasi visual data penginderaan jauh. Dalam pemanfaatan wilayah laut untuk kerambah maupun budidaya lain, informasi keterlindungan lokasi sangat penting, lokasi kerambah dan budidaya yang baik biasanya merupakan lokasi yang memiliki arus yang relatif tenang dan terlindung dari ombak dan sedimentasi. Dalam penentuan kesesuaian lahan akan sangat baik bila data penginderaan jauh yang terbatas hanya dapat memberikan informasiinformasi yang bersifat fisik dipadukan dengan data lapangan yang memberikan informasi yang bersifat kimia seperi salinitas, suhu dan pH. Integrasi data fisik dan kimia akan dapat memberikan informasi mengenai tingkat-tingkatan kesesuaian lahan untuk berbagai peruntukan dalam pemanfaatannya. Frananda, 2017 8 JURNAL GEOGRAFI, VOLUME XX , NOMOR XX, bulan tahun xx-xx 6. Ekosistem Pesisir a. Ekosistem Mangrove Ekosistem mangrove adalah salah satu obyek yang bisa di indentifikasi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Letak Geografi ekosistem mangrove yang berada pada daerah peralihan darat dan laut memberikan efek perekaman yang khas jika dibandingkan obyek vegetasi darat lainnya.Lukiawan et al., 2019 Efek perekaman tersebut sangat erat kaitannya dengan karakteritik spektral ekosistem mangrove, hingga dalam identifikasi memerlukan suatu transformasi tersendiriArizal et al., 2017 b. Ekosistem Lamun dan Terumbu Karang Ekosistem Lamun dan Terumbu Karang dapat diinterpretasi secara visual dan digital dengan menggunakan citra resolusi tinggi sampai citra resolusi menengah.Anon D. KESIMPULAN Dari pemaparan pemanfaatan penginderaan jauh yang diintegrasikan dengan Sistem Informasi Geografis SIG dalam pemetaan dibidang kelautan, dapat ditarik beberapa kesimpulan 1. Pemanfaatan teknologi Penginderaan Jauh dan integrasinya dengan Sistem Informasi Geografis SIG merupakan solusi yang tepat dalam melakukan pemetaan dalam bidang kelautan 2. Luasnya wilayah laut Indonesia dan panjangnya garis pantai yang dimiliki menjadinya pemetaan secara terestrial tidak efektif baik dari segi tenaga, waktu, dan biaya 3. Pemetaan wilayah laut secara terestrial memiliki kelebihan tingkat akurasi yang lebih tinggi, tetapi memerlukan tenaga SDA yang lebih banyak, waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan pemetaan wilayah laut dengan memanfaatkan data penginderaan jauh.Syah & Syah, 2010 DAFTAR PUSTAKA Aini, Miftahurairah Quratun. 2007. Kajian Distribusi Potensi Fitoplankton di Sebagian Laut Utara Jawa Menggunakan Citra MODIS. Skripsi. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta Arizal, Suprayogi, A., & Wijaya, A. P. 2017. Jurnal Geodesi Undip Januari 2017 ANALISIS KESEHATAN HUTAN MANGROVE BERDASARKAN Jurnal Geodesi Undip Januari 2017. 6, 277–284. Aronoff S, 1989. Geographic Information Systems A Management Perspective. WDL Publication. Otawa Canada. BAB, I. Geographical Names UNCSGN dan United Nations Group of Experts on Geographical Names UNGEGN yang berlangsung pada 7-18 Agustus 2017 di New York, Amerika Serikat. 2 Adapun garis pantai Indonesia sepanjang km2. 3 Luas daratannya mencapai sekitar 2,012 juta km2 dan laut sekitar 5, 8 juta km2 75, 7%, 2, 7. Nama akhir penulis, Judul Artikel sebagian.... 9 BORU, J. E. 2014. KAJIAN PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN LAYANG JANTI JANTI FLYOVER TERHADAP PERKEMBANGAN TATA RUANG KAWASAN JANTI Studi Kasus kawasan Janti, Desa Caturtunggal, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta Doctoral dissertation, UAJY. Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan Untuk Kesejahteraan Rakyat. Kumpulan pemikiran DR. Ir. Rokhmin Dahuri MS. LISPI Jakarta Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta Kurnia, M. P., Fakultas, D., & Universitas, H. 2006. Upaya Penanganan Permasalahan Perbatasan Maritim Republik Indonesia Solving Problems of Indonesian Maritime Border . Risalah Hukum, 21, 49–57. Hasyim, B. dan Nia Salma. 1998. Analisis Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Kaitannya Dengan Lokasi Penangkapan Ikan dan Laju Pancing Ikan Tuna di Perairan Selatan Bali – Jawa Timur. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-8 MAPIN. Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia. Jakarta, Indonesia. pp 249-256 Lukiawan, R., Purwanto, E. H., & Ayundyahrini, M. 2019. Analisis Pentingnya Standar Koreksi Geometrik Citra Satelit Resolusi Menengah Dan Kebutuhan Manfaat Bagi Pengguna. Jurnal Standardisasi, 211, 45. PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN DALAM PERSPEKTIF NEGARA KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA Lasabuda Jurnal Ilmiah PLATAX. Retrieved March 27, 2022, from Putra, A., & Arafat, Y. Penyelenggaraan Pembangunan NKRI Menuju Negara Maritim Berdasarkan Prinsip Negara Kepulauan. Sitanggang, G. Ka ] Ian Sistem Penginderaan ] Auh Satelit. 53–69. Syah, A., & Syah, A. F. 2010. PENGINDERAAN JAUH DAN APLIKASINYA DI WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN. Jurnal Kelautan Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 31, 18–28. View of Analisis Profil Bawah Permukaan Pantai Lumpue Kota Parepare. Retrieved March 27, 2022, from ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Lukiawan Endi Hari PurwantoMeilinda Ayundyahrinip> Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, atau fenomena yang dikaji. Sebelum digunakan untuk data informasi, citra satelit perlu dikoreksi geometrik agar data yang dihasilkan sesuai dengan obyek yang ada di permukaan bumi. Menurut amanah Undang – Undang Nomor 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan bahwa perlu adanya metode dan kualitas pengolahan data penginderaan jauh yang meliputi koreksi geometrik dan radiometrik untuk mengolah data primer menjadi data proses. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pentingnya standar koreksi geometrik citra satelit khususnya resolusi menengah serta untuk mengetahui manfaat data penginderaan jauh bagi stakeholders pengguna. Hasil menunjukkan bahwa responden menganggap penting adanya standar koreksi geometrik, responden mayoritas juga menganggap bahwa data penginderaan jauh bermanfaat bagi perencanaan dan pembangunan wilayah serta pemantauan SDA dan lingkungan. Manfaat penelitian ini adalah dengan diterapkannya standar proses koreksi geometrik diharapkan dapat mengatasi masalah distorsi data penginderaan jauh dan menghasilkan ketelitian, kualitas geometrik yang sesuai standar sehingga menghasilkan data penginderaan jauh yang akurat sesuai dengan obyek yang ada di bumi yang pada akhirnya berguna bagi pengguna khususnya untuk pemantauan sumber daya alam dan pengembangan AronoffThe geographic information system GIS has dramatically changed the rate at which georeferenced data can be produced, updated, and disseminated. It has made the production and analysis of geographic information more efficient, and has changed the way this information is perceived and used. GISes now play an essential role in the management of land resources from the local to the global scale, from municipal planning to natural resource assessment. Provides a concise and practical introduction to the use of GIS technology. General concepts are introduced with examples that show a wide range of applications including agriculture, land use planning, mining exploration, and municipal information management. A chapter is devoted to the fundamentals of remote sensing, which has become a major GIS data source. The procedures and equipment used for data input and output are reviewed. Data quality, data management, and GIS analysis functions are presented and, finally, the process of GIS implementation is examined. -after AuthorAnalisis Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Kaitannya Dengan Lokasi Penangkapan Ikan dan Laju Pancing Ikan Tuna di Perairan Selatan Bali -Jawa Timur. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-8 MAPINB HasyimNia DanSalmaHasyim, B. dan Nia Salma. 1998. Analisis Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Kaitannya Dengan Lokasi Penangkapan Ikan dan Laju Pancing Ikan Tuna di Perairan Selatan Bali -Jawa Timur. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-8 MAPIN. Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia. Jakarta, Indonesia. pp 249-256d.. Ka ] Ian Sistem Penginderaan ] Auh SatelitG SitanggangSitanggang, G. Ka ] Ian Sistem Penginderaan ] Auh Satelit. SyahA F SyahPenginderaanDanDan Di Wilayah PesisirLautanSyah, A., & Syah, A. F. 2010. PENGINDERAAN JAUH DAN APLIKASINYA DI WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN. Jurnal Kelautan Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 31, 8 View of Analisis Profil Bawah Permukaan Pantai Lumpue Kota Parepare 8 View of Analisis Profil Bawah Permukaan Pantai Lumpue Kota Parepare. Retrieved March 27, 2022, from
a Sumber Daya Alam Hayati Sumber daya alam hayati atau biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup seperti tumbuhan-tumbuhan dan hewan. b) Sumber Daya Alam Non-Hayati Sumber daya alam non hayati (abiotik) adalah sumber daya alam yang berasal dari benda mati seperti tambang, air, batuan dan lain-lain. 2) Jenis Sumber Daya Pemerintah Indonesia menyadari bahwa laut memiliki ruang yang tak terbatas untuk bisa dimanfaatkan secara ekonomi. Pemanfaatan tersebut, bisa menggerakkan roda ekonomi yang akan saling terhubung antar sektor Dengan memberikan ruang untuk dimanfaatkan, maka laut bisa menghasilkan nilai ekonomi yang tak terhingga dan bermanfaat untuk mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia. Lebih dari itu, pemanfaatan ruang laut juga akan bisa membantu Negara untuk menambah pundi-pundi keuangan secara cepat. Hal itu, juga selaras dengan tujuan untuk meningkatkan kas Negara yang berasal dari bidang pengelolaan ruang laut Namun demikian, dorongan kegiatan ekonomi tersebut tidak boleh melupakan prinsip keberlanjutan yang diyakini akan bisa menjaga lautan dari kerusakan dan menjaga keberlangsungan ekosistem yang ada di dalamnya Pemanfaatan ruang laut yang ada di wilayah perairan Indonesia harus bisa berjalan sesuai dengan prinsip berkelanjutan untuk kelestarian lingkungan dan sumber daya alam di laut. Prinsip tersebut tidak boleh dilanggar, karena untuk menjaga ekosistem di laut tetap dalam kondisi baik. Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, walau ada kewajiban untuk bisa tetap menjaga prinsip keberlanjutan, namun pemanfaatan ruang laut akan tetap bisa dilakukan seperti sebelumnya yang di antaranya adalah untuk kegiatan perekonomian secara nasional. Untuk memastikan bahwa tidak ada pelanggaran prinsip berkelanjutan yang dilakukan pihak-pihak yang memanfaatkan ruang laut nasional, Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP melibatkan perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang fokus pada bidang kelautan, ekonomi, dan lingkungan. “Ruang laut sarat dengan keilmuan makanya kita ajak para ahli untuk membantu dalam menyiapkan kebijakan maupun program-program penataan ruang laut,” ungkap dia belum lama ini di Jakarta. baca Perikanan Berkelanjutan untuk Masa Depan Laut Dunia Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono kanan melihat budi daya lobster di perairan dekat Pelabuhan Perikanan Teluk Awang, Lombok Tengah, NTB, Rabu 24/3/2021. Foto KKP Menurut Trenggono, kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan ruang laut bentuknya tidak terbatas. Selain untuk penanaman kabel atau pipa bawah laut yang berfungsi sebagai sarana telekomunikasi, juga ada kegiatan pengeboran minyak, gas alam, hingga kegiatan pariwisata. Seluruh kegiatan tersebut, sudah berkontribusi pada penerimaan negara bukan pajak PNBP dan itu selaras dengan upaya yang sedang dilakukan KKP saat ini, yakni terus mendorong peningkatan PNBP hingga mencapai Rp12 triliun pada 2024 mendatang. “Untuk itu kegiatan ekonomi di ruang laut tetap harus didorong agar manfaat yang didapat Negara maupun masyarakat menjadi lebih optimal,” tambah dia. Dalam melaksanakan kegiatan pemanfaatan ruang laut, harus dilakukan dengan selalu memegang prinsip keberlanjutan. Jika tidak, maka ancaman keberlangsungan seluruh makhluk hidup di laut akan menjadi nyata dan itu sama saja dengan memicu kerusakan dan kepunahan. Dengan menjaga prinsip keberlanjutan, maka akan terjaga juga ekosistem yang ada di laut, seperti padang lamun, terumbu karang, dan semua jenis biota laut yang sudah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Prinsip Keberlanjutan Menurut Trenggono, dengan menjaga laut melalui penerapan prinsip berkelanjutan dalam pemanfaaatan ruang laut, maka itu berarti akan ikut berperan menghasilkan oksigen, sumber pangan yang bergizi, dan juga mengurangi efek pemanasan global. “Ruang laut ini harus dijaga. Kalau enggak dijaga, efek lebih luas dalam kurun waktu yang panjang yang akan mengganggu ekosistem kehidupan,” tutur dia. baca juga Ini Buah Manis Penerapan Prinsip Berkelanjutan pada Perikanan Tuna Nelayan saat membongkar ikan tongkol di kapal. Disaat ikan tongkol banyak, harga yang awalnya Rp18 ribu/kg bisa turun hingga Rp13-14 ribu/kg. Foto Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia Sedangkan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut PRL KKP Tb Haeru Rahayu menambahkan bahwa sejak penataan dilakukan lebih baik, angka PNBP untuk bidang PRL mengalami kenaikan pada 2021 menjadi Rp7,9 miliar. Sebelumnya, pada 2020 angka PNBP dari bidang yang sama jumlahnya hanya Rp3,7 miliar. Kenaikan angka tersebut bersumber dari penerimaan yang berasal dari perizinan, pemanfaatan kawasan konservasi perairan nasional, dan kerja sama pemanfaatan KSP untuk pulau-pulau kecil yang ada di seluruh Indonesia. Agar nilai PNBP terus meningkat, pelayanan kepada masyarakat untuk bidang PRL juga terus ditingkatkan setiap saat. Selain itu, pemanfaatan teknologi juga akan semakin intensif dimanfaatkan, salah satunya untuk proses perizinan, sehingga pengajuan menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien. Dari sisi regulasi, KKP saat ini tengah menyelesaikan peraturan turunan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja UUCK tenang pengelolaan ruang laut. Aturan turunan tersebut diharapkan bisa menyederhanakan penataan regulasi dan kegiatan ekonomi, khususnya di ruang laut. Pemanfaatan ruang laut dengan prinsip berkelanjutan memang sudah menjadi perhatian utama KKP sejak lama. Termasuk, untuk kegiatan penangkapan ikan yang bernilai ekonomi tinggi seperti Kakap dan Kerapu, juga Tuna di perairan Indonesia. Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP Yuliadi, pengelolaan harus dilakukan dengan baik melalui prinsip keberlanjutan, terutama di perairan kepulauan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia WPPNRI Timur Indonesia. Adapun, WPPNRI yang dimaksud, di antaranya adalah 713 yang mencakup wilayah perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali, 714 yang mencakup perairan Teluk Tolo dan Laut Banda, dan 715 perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau. baca juga Beratnya Mewujudkan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan Panorama laut dari Dermaga Ketapang menuju ke Pulau Pahawang, Lampung. Foto L Darmawan/Mongabay Indonesia Salah satu upaya untuk bisa menjaga sumber daya laut dengan berkelanjutan, adalah menjalin kerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara YKAN. Melalui kerja sama, diharapkan peningkatan produksi perikanan tangkap bisa tercapai dengan tetap berkelanjutan. Menurut Yuliadi, dengan adanya kerja sama, tata kelola perikanan untuk Kakap dan Kerapu Laut diharapkan bisa meningkat dan tetap dalam koridor prinsip keberlanjutan. Kemudian, bisa meningkatkan ketersediaan data, sistem informasi, dan teknologi. “Itu untuk pengelolaan perikanan Tuna yang berkelanjutan di perairan kepulauan,” jelas dia di Bandung, Jawa Barat, belum lama ini. Yuliadi menyebutkan, perlunya dilakukan pengelolaan dengan prinsip berkelanjutan, karena selama ini permintaan pasar terus meningkat terhadap Kakap, Kerapu Laut, dan juga Tuna. Akibatnya, itu mendorong penangkapan di alam berlebih dan bisa menyebabkan sumber daya menurun. Padahal, ketiga komoditas tersebut bernilai ekonomi penting, baik bagi Indonesia ataupun juga negara lain. Untuk itu, melalui kerja sama dengan YKAN diharapkan pengelolaan sumber daya kelautan bisa menjadi lebih baik, melalui penerapan prinsip keberlanjutan. Sinergi Kehidupan Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman mengatakan, perlindungan wilayah daratan dan perairan adalah bagian dari sistem penyangga kehidupan yang bisa mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif. Juga, bisa mengedepankan pendekatan nonkonfrontatif, dan membangun jaringan kemitraan dengan seluruh pihak kepentingan untuk mewujudkan Indonesia yang lestari. Oleh karena itu, upaya untuk mengelola sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan harus senantiasa didukung penuh. Sebagai negara kepulauan dengan luas perairan yang mencapai lebih dari 70 persen dari total wilayah dengan kekayaan hayati laut yang melimpah, maka sektor kelautan dan perikanan menjadi sangat penting bagi Indonesia. “Kami berharap kerja sama ini menjadi salah satu upaya dan strategi untuk mengelolanya secara berkelanjutan,” terang dia. perlu dibaca Menghitung Indeks Kekayaan Laut Indonesia untuk Perikanan Keberlanjutan Kearifan lokal menjaga laut dijalankan penuh nelayan Aceh dengan tidak menggunakan bom atau pukat harimau. Foto Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia Dalam sebuah kesempatan, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono pernah mengucapkan bahwa untuk bisa mewujudkan pengelolaan wilayah perairan laut dengan sumber daya alam yang ada di dalamnya, itu memerlukan sinergi antara semua pihak yang terkait dan berkepentingan. Bagi dia, Pemeritah Indonesia tidak dapat bekerja sendiri untuk melaksanakan pengelolaan tersebut dan memerlukan dukungan dari semua pihak. Oleh karenanya, sinergi, kerja sama, dan kolaborasi adalah sebuah keniscayaan yang harus bisa diwujudkan. Di mata dia, perikanan tangkap Indonesia berada dalam kondisi multi spesies, multi habitat, multi stakeholder, dan multi alat tangkap. Semua keragaman itu, harus bisa bersinergi untuk mewujudkan pengelolaan laut yang bermanfaat dan berkelanjutan. “Begitu beragam kekuatan kita, begitu beragam pula tantangan sekaligus peluang yang ada, bekerja bersama dalam satu harmoni adalah prasyarat mutlak jika ingin sektor kelautan dan perikanan yang kita cintai ini melaju pesat,” pungkas dia. Artikel yang diterbitkan oleh alat tangkap ikan, biota laut, featured, kapal penangkap ikan, kesejahteraan nelayan, komitmen jokowi, perikanan berkelanjutan, Perikanan Kelautan, perikanan tangkap, satwa dilindungi, satwa laut Tabel2. Rincian Aset pada LKPP Audited Tahun 2019. Apabila klasifikasi Aset pada LKPP tersebut di atas dikaitkan dengan tipe Asset Class sebagaimana tabel 1 di atas, maka dapat diketahui bahwa Pemerintah telah memiliki Asset Class sebagai berikut yaitu Kas, Properti (Real Estate) dan Ekuitas.Dan apabila dikhususkan pada kekayaan negara yang menjadi domain DJKN maka Asset Class yang dikelola